Untuk mencapai tujuan sebuah
proyek diperlukan suatu perencanaan yang matang, agar terpenuhinya persyaratan
spesifikasi yang telah ditentukan dalam segi waktu, kualitas dan biaya. Setiap
perusahaaan diperlukan sistem pengelolaan yang terkonsep karena suatu proyek pastinya
memiliki resiko, didalam pekerjaan kontruksi seorang Project Manager sangat berperan penting sebab tercapainya dan
suksesnya suatu pekerjaan kontruksi itu tergantung dari kapasitas kinerja
seorang Project Manager untuk itu peran seorang manager itu sangat berpengaruh.
EPC kontrak adalah bentuk
kontrak yang saat ini digunakan oleh para kontraktor untuk mengambil alih
pekerjaan konstruksi. Untuk dapat memenangkan tender dalam kompetisi proyek EPC
diperlukannya strategi khusus diantaranya spesifikasi material yang lebih
menguntungkan, engineer yang berpengalaman dalam pembuatan proposal tender,
kemampuan perusahaan mendesain dan berinovasi dalam proyek yang ditenderkan,
memanfaatkan ketersediaan waktu dalam penyusunan proposal untuk mendapatkan
harga penawaran yang terbaik, target profit yang ingin diperoleh dengan
mempertimbangkan tingkat kompetisi lelang, tingkat resiko proyek dan tingkat
pengembalian modal.
Engineering
Pada tahap basic
engineering diletakkan dasar-dasar pokok desain-engineering, dilakukan
pengumpulan data-data teknis yang diperlukan dalam proses desain, dalam arti
segala sifat atau fungsi pokok dari produk atau instalasi hasil proyek sudah harus
dijabarkan, termasuk menentukan proses yang akan mengatur masukan material dan
energi yang dikonversikan menjadi produk yang diinginkan. Menurut Harold
Kerzner (2006), tahap detail engineering merupakan kegiatan yang dilakukan di
kantor pusat proyek. Pada tahapan detail engineering dilakukan berbagai macam
penjelasan pekerjaan, berikut ini adalah pekerjaan dari tahap detail
engineering:
1.
Meletakan dasar-dasar
kriteria design engineering.
2.
Mengumpulkan data
teknis yang diperlukan untuk design engineering.
3.
Membuat spesifikasi
material dan peralatan
4.
Merancang
gambar-gambar dan perekayasaan berbagai disiplin seperti
5.
civil, piping,
electrical, instrument, mechanical.
6.
Mengevaluasi dan
menyetujui usulan gambar.
7.
Membuat model bagi
instalasi yang hendak dibangun sesuai dengan
8.
skala yang telah
ditentukan.
9.
Menyiapkan pengajuan
keperluan material untuk kegiatan pembelian
10. Membuat perkiraan biaya proyek.
11. Membuat jadwal pelaksanaan proyek.
Kontraktor harus
bertanggung jawab atas desain dari pekerjaan serta keakuratan dan kelengkapan
persyaratan dari pemilik proyek (termasuk kriteria desain dan perhitungan).Tahapan dari proses
fase engineering dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan daftar
permintaan untuk keperluan perencanaan. Setelah proses tersebut selesai,
dilanjutkan dengan proses detailed engineering. Pada proses ini dilakukan
persiapan dan proses tender untuk pencapaian pemilihan vendor yang terbaik.
Ketika fase tahapan engineering berjalan, fase procurement juga
termasuk didalamnya, seperti pada saat pengeluaran PO (Purchasing Order)
dan pemilihan vendor. Vendor yang memenangkan tender harus kembali
mengecek spesifikasi barang atau material yang dipesan sesuai dengan
detailed engineering yang masih berjalan pada fase engineering.
Setelah dilakukan pengecekan produk dari vendor dan hasilnya sesuai, dapat
dilakukan penyelesaian proses konstruksi dengan panduan produk drawing dari
detailed engineering sebagai panduan.
Procurement
Kegiatan
pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan
peralatan dan atau jasa (subkontraktor) dari pihak luar untuk proyek.
Kegiatan pengadaan atau pembelian dan subkontrakting dapat dilakukan setelah
lingkup proyek ditentukan dan dijabarkan pada detail engineering
sehingga akan terlihat jenis dan jumlah material serta peralatan yang
diperlukan untuk pembangunan proyek. Untuk pengadaan jasa meliputi
kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti pemaketan pekerjaan, proses
pemilihan sampai penunjukan, perencanaan pekerjaan, serta koordinasi dan pengendalian
pekerjaan subkontraktor.
Berikut ini tahapan
proses pekerjaan pada fase procurement.
Terjadinya aktifitas yang overlapping pada siklus proyek
merupakan tanda terjadinya interaksi antara fase engineering dengan fase
procurement yang salah satu bentuknya adalah aktifitas vendor data.
Dari gambar dibawah ini dapat dilihat dimana engineering menghasilkan output
berupa specification, data sheet, drawing, dan MTO (Material
Take-off) yang digunakan sebagai input data fase procurement
(pengadaan). Fase engineering tidak akan bisa tuntas jika vendor data dari PO
(Purchasing Order) pada tahapan procurement belum tuntas.
Construction
Kegiatan konstruksi
(construction) adalah kegiatan mendirikan atau membangun instalasi dengan
efisien, berdasarkan atas segala sesuatu yang diputuskan pada tahap desain
(engineering). Pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah pekerjaan survey
lokasi, kegiatan pengambilan keputusan dan perkerjaan persiapan lain yang
diperlukan seperti gambar, material dan peralatan sehingga kegiatan proyek akan
berangsur-angsur pindah ke lokasi proyek maka pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan.
Lingkup kegiatan
konstruksi secara garis besar dibagi menjadi kegiatan fisik dan kegiatan non
fisik. Kegiatan fisik meliputi pembangun fasilitas sementara untuk keperluan
perkantoran sementara dan pekerjaan sipil lainnya, melakukan pekerjaan
persiapan lokasi, mempersiapkan lahan, mendirikan fasilitas fabrikasi, memasang
perpipaan, memasang instalasi listrik dan instrumentasi, memasang perlengkapan
keselamatan, memasang isolasi dan pengecatan, melakukan testing, uji
coba, dan start-up, serta pekerjaan non fisik seperti merencanakan kegiatan
operasional konstruksi, mengendalikan kegiatan konstruksi, mengendalikan tenaga
kerja, melakukan inspeksi, dan pekerjaan administrasi.
Hubungan dan interaksi
antara engineering dengan construction pada siklus proyek, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar diatas
menjelaskan engineering menyiapkan spesifikasi (specification) yang
digunakan pada proyek, desain-desain yang diperlukan dan jumlah material yang
digunakan atau biasa disebut MTO (Material Take Off). Setelah semua data
yang dihasilkan oleh engineering telah siap, selanjutnya data tersebut
digunakan untuk pekerjaan konstruksi dan tim engineering mulai mengerjakan
pekerjaan As Built Drawing atau gambar sesuai yang terpasang dan setelah tahap
construction selesai maka tim engineering menyelesaikan final gambar terpasang
atau biasa disebut Final As Built Drawing. Hubungan antara procurement
dengan engineering dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar di atas
menggambarkan hubungan dan interaksi antara procurement dan
construction yaitu tim procurement proyek di kantor pusat (head
office) membuat laporan berupa material atau alat yang sudah dikirim ke
lapangan yaitu berupa MDR (Material Delivery Report) sedangkan tim
construction akan mengirimkan laporan tentang daftar pengiriman yang belum
selesai atau OSDR (Out Standing Delivery Report) dan juga menyiapkan laporan
material atau peralatan yang diterima berupa MRR (Material Receiving Report).
Dalam pekerjaan
konstruksi terdapat pengkategorian periode konstruksi. Hal ini dibuat
untuk mempermudah dalam perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan
controlling selama pekerjaan konstruksi berlangsung dikarenakan pekerjaan
konstruksi terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan terdapat sistem yang harus
diikuti. Pengkategorian periode konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan
diharapkan sudah dikerjakan sebelum proyek dimulai secara resmi, sejak
progres dimulai sampai mencapai progres 70% seluruh tim proyek diarahkan untuk
fokus pada penyelesaian pekerjaan berdasarkan pembagian area yang sudah
ditetapkan (area wise). Selanjutnya setelah progress 70%, tim proyek fokus
untuk mulai menyelesaikan pekerjaan secara sistem sampai dengan test individu
(sistem wise) dengan orientasi mencapai selesai pekerjaan mechanical
(mechanical completion readiness oriented).
Penulis : Budi Suanda
Sumber : http://manajemenproyekindonesia.com
EPC merupakan
jenis kontrak yang sangat umum digunakan dalam pembangunan infrastruktur.
Komposisi yang unik yang melibatkan pemahaman teknis, legal dan komersial
sering menyulitkan perusahaan untuk bernegosiasi atau menyusun EPC yang efektif
agar terpenuhinya persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan dalam segi
waktu, kualitas dan biaya.
Workshop EPC Contract
yang akan di selenggarakan oleh EMLI Training pada tanggal 12-13 Oktober 2016, akan membedah secara detail perjanjian EPC, mulai dari
tender proses, desain, lingkup kontrak, perbedaan dengan turnkey, BOT,
commissioning, warrranty, performance test, hand over dan aspek teknis lainnya.
Para pemateri yang memiliki background sebagai engineer dan
commercial lawyer, training ini akan memberikan pemahaman
secara detail dengan melibatkan peserta training secara aktif dan peserta dapat
menyampaikan masalah terkait kontrak EPC yang sedang dihadapi dalam pekerjaan
sehari-sehari.
Informasi Pendaftaran
EMLI Training,
Office :
(021) 5577 4835
Gita :
0819 1125 5700
Syafrudin :
0812 8431 9091





Tidak ada komentar:
Posting Komentar